Total Tayangan Halaman

Senin, 15 Agustus 2011

PERKEMBANGAN SENI DI INDONESIA

Agus Purwanto

Seni Rupa Prasejarah Indonesia
Jaman prasejarah (Prehistory) sebagai tanda ketika manusia belum mengenal tulisan sehingga pada era ini belum ditemukan sumber – sumber atau dokumen–dokumen tertulis mengenai kehidupan manusia. Latar belakang kebudayaannya berasal dari kebudayaan Indonesia asli yang disebarkan oleh bangsa Melayu Tua dan Melayu Muda. Agama asli pada waktu itu animisme dan dinamisme yang melahirkan bentuk kesenian sebagai media upacara (bersifat simbolisme)
A.      Jaman prasejarah Indonesia terbagi atas: Jaman Batu dan Jaman Logam
1.                    Seni Rupa Jaman BatuJaman batu terbagi lagi menjadi: jaman batu tua (Palaeolithikum), jaman batu menengah (Mesolithikum), Jaman batu muda (Neolithikum), kemudian berkembang kesenian dari batu di jaman logam disebut jaman megalithikum (Batu Besar). Peninggalan – peninggalannya yaitu:
a.       Seni Bangunan. Manusia phaleolithikum belum meiliki tempat tinggal tetap, mereka hidup mengembara (nomaden) dan berburu atau mengumpulkan makanan (food gathering) tanda – tanda adanya karya seni rupa dimulai dari jaman Mesolithikum. Mereka sudah memiliki tempat tinggal di goa – goa. Seperti goa yang ditemukan di di Sulawesi Selatan dan Irian Jaya. Juga berupa rumah – rumah panggung di tepi pantai, dengan bukti – bukti seperti yang ditemukan di pantai Sumatera Timur berupa bukit – bukit kerang (Klokkenmodinger) sebagai sisa – sisa sampah dapur para nelayan. Selanjutnya jaman Neolithikum, manusia sudah bisa bercocok tanah dan berternak (food producting) serta bertempat tinggal tinggal di rumah – rumah kayu / bamboo. Pada jaman megalithikum banyak menghasilkan bangunan – bangunan dari batu yang berukuran besar untuk keperluan upacara agama, seperti punden, dolmen, sarkofaq, meja batu dll
b.      Seni Patung. Seni patung berkembang pada jaman Neolithikum, berupa patung – patung nenek moyang dan patung penolak bala, bergaya non realistis, terbuat dari kayu atau batu. Kemudian jaman megalithikum banyak ditemukan patung – patung berukuran besar bergaya statis monumental dan dinamis piktural
c.       Seni Lukis.Dari jaman Mesolithikum ditemukan lukisan – lukisan yang dibuat pada dinding gua seperti lukisan goa di Sulawesi Selatan dan Pantai Selatan Irian Jaya. Tujuan lukisan untuk keperluan magis dan ritual, seperti adegang perburuan binatang lambang nenek moyang dan cap jari. Kemudian pada jaman neolithikum dan megalithikum, lukisan diterapkan pada bangunan – bangunan dan benda – benda kerajinan sebagai hiasan ornamentik (motif geometris atau motif perlambang)

2.       Seni Rupa Jaman Logam. Jaman logam di Indonesia dikenal sebagai jaman perunggu, Karena banyak ditemukan benda – benda kerajinan dari bahan perunggu seperti ganderang, kapak, bejana, patung dan perhiasan, karya seni tersebut dibuat dengan teknik mengecor (mencetak) yang dikenal dengan 2 teknik mencetak:
a.       Bivalve, ialah teknik mengecor yang bisaa di ualng berulang
b.      Acire Perdue, ialah teknim mengecor yang hany satu kali pakai (tidak bisa diulang)

B.      Seni Rupa Indonesia Hindu
Kebudayaan Hindu berasal dari India yang menyebar di Indonesia sekitar abad pertama Masehi melalui kegiatan perdagangan, agama dan politik. Pusat perkembangannya di Jawa, Bali dan Sumatra yang kemudian bercampur (akulturasi) dengan kebudayaan asli Indonesia (kebudayaan istana dan feodal). Prose akulturasi kebudayan India dan Indonesia berlangsung secara bertahap dalam kurun waktu yang lama, yaitu dengan proses:
a.       Proses peniruan (imitasi)
b.      Proses Penyesuaian (adaptasi)
c.       Proses Penguasaan (kreasi)
1.       Ciri – Ciri Seni rupa Indonesia Hindu
a.       Bersifat feodal, yaitu kesenian berpusat di istana sebagai media pengabdian Raja (kultus Raja)
b.      Bersifat Sakral, yaitu kesenian sebagai media upacara agama.
c.       Bersifat Konvensional, yaitu kesenian yang bertolak pada suatu pedoman pada sumber hukum agama (Silfasastra)
d.      Hasil akulturasi kebudayaan India dengan Iindonesia
2.       Karya Seni Rupa Indonesia Hindu
A)     Seni Bangunan:
1.       Bangunan Candi. Candi berasala dari kata “Candika” yang berarti nama salah satu Dewa kematian (Dugra). Karenanya candi selalu dihubungkan dengan monumen untuk memuliakan Raja yang meninggal contohnya candi Kidal untuk memuliakan Raja Anusapati, selain itu candi pula berfungsi sebagai:
a.       Candi Stupa: didirikan sebagai lambang Budha, contoh candi Borobudur
b.      Candi Pintu Gerbang: didirikan sebagai gapura atau pintu masuk, contohnya candi Bajang Ratu
c.       Candi Balai Kambang / Tirta: didirikan didekat / ditengah kolam, contoh candi Belahan
d.      Candi Pertapaan: didirikan di lereng – lereng tempat Raja bertapa, contohnya candi Jalatunda
e.      Candi Vihara: didirikan untuk tempat para pendeta bersemedhi contohnya candi Sari
Struktur bangunan candi terdiri dari 3 bagian :
a.       Kaki candi adalah bagian dasar sekaligus membentuk denahnya (berbentuk segi empat, bujur sangkar atau segi 20)
b.      Tubuh candi. Terdapat kamar – kamar tempat arca atau patung
c.       Atap candi: berbentuk limasan, bermahkota stupa, lingga, ratna
Bangunan candi ada yang berdiri sendiri ada pula yang kelompok. Ada dua sistem dalam pengelompokan candi, yaitu:
a.       Sistem Konsentris (hasil pengaruh dari India) yaitu induk candi berada di tengah – tengah anak – anak candi, contohnya kelompok candi lorojongrang dan prambanan
b.      Sistem membelakangi (hasil kreasi asli Indonesia ) yaitu induk candi berada di belakang anak – anak candi, contohnya candi penataran
2.       Bangunan pura. Pura adalah bangunan tempat Dewa atau arwah leluhur yang banyak didirikan di Bali. Pura merupakan komplek bangunan yang disusun terdiri dari tiga halaman pengaruh dari candi penataran yaitu:
a.       Halaman depan terdapat balai pertemuan
b.      Halaman tengah terdapat balai saji
c.       Halaman belakang terdapat; meru, padmasana, dan rumah Dewa
Seluruh bangunan dikelilingi dinding keliling dengan pintu gerbangnya adayang berpintu / bertutup (kori agung) ada yang terbuka ( candi bentar)
Ø  Pura agung, didirikan di komplek istana
Ø  Pura gunung, didirikan di lereng gunung tempat bersemedhi
Ø  Pura subak, didirikan di daerah pesawahan
Ø  Pura laut, didirikan di tepi pantai

3.       Bangunan Puri. Puri adalah bangunan yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan pusat keagamaan. Bangunan – bangunan yang terdapat di komplek puri antara lain: Tempat kepala keluarga (Semanggen), tempat upacara meratakan gigi (Balain Munde) dsb

B)       Seni patung Hindu Budha
Patung dalam agama Hindu merupakan hasil perwujudan dari Raja dengan Dewa penitisnya. Orang Hindu percaya adanya Trimurti: Dewa Brahma Wisnu dan Siwa. Untuk membedakan mereka setiap patung diberi atribut keDewaan (laksana/ciri), misalnya patung Brahma laksananya berkepala empat, bertangan empat dan kendaraanhya (wahana) hangsa). Sedangkan pada patung wisnu laksananya adalah para mahkotanya terdapat bulan sabit, dan tengkorak, kendaraannya lembu, (nadi) dsb
Dalam agama Budha bisaa dipatungkan adalah sang Budha, Dhyani Budha, Dhyani Bodhidattwa dan Dewi Tara. Setiap patung Budha memiliki tanda – tanda kesucian, yaitu:
Ø  Rambut ikal dan berjenggot (ashnisha)
Ø  Diantara keningnya terdapat titik (urna)
Ø  Telinganya panjang (lamba-karnapasa)
Ø  Terdapat juga kerutan di leher
Ø  Memakai jubah sanghati

C)     Seni hias Hindu Budha
Bentuk bangunan candi sebenarnya hasil tiruan dari gunung Mahameru yang dianggap suci sebagai tempatnya para Dewa. Oleh sebab itu Candi selalu diberi hiasan sesuai dengan suasana alam pegunungan, yaitu dengan motif flora dan fauna serta mahluk ajaib. Bentuk hiasan candi dibedakan menjadi dua macam, yaitu:Hiasan Arsitektural ialah hiasan bersifat 3 dimensional yang membentuk struktur bangunan candi, contohnya:
Ø  Hiasan mahkota pada atap candi
Ø  Hisana menara sudut pada setiap candi
Ø  Hiasan motif kala (Banaspati) pada bagian atas pintu
Ø  Hiasan makara, simbar filaster,dll
Hiasan bidang ialah hiasan bersifat dua dimensional yang terdapat pada dinding / bidang candi, contohnya
Ø  Hiasan dengan cerita, candi Hindu ialah Mahabarata dan Ramayana: sedangkan pada candi Budha adalah Jataka, Lalitapistara
Ø  Hiasan flora dan fauna
Ø  Hiasan pola geometris
Ø  Hiasan makhluk khayangan