Total Tayangan Halaman

Rabu, 09 Mei 2012

VIDIO PORNO atau BOKEP

Agus Purwanto

Bokep.... porno atau vidio porno jelas tidak bermanfaat...!
Hati2...!

Kamis, 01 Maret 2012

SOAL-SOAL LATIHAN UAS

Agus Purwanto

UAN terasa makin dekat, gaungnya semakin menggema....!!!
Semoga semangat masih menggelora...!!!
Kalian bisa unduh soal-soal di bawah ini;
Geografi 01
Antopologi 01

Selasa, 29 November 2011

10 Tahun Akan Datang

Agus Purwanto
Kisah ini terjadi di denpasar 10 tahun yang akan datang.
(mau dilanjut gak? kalo mau di lanjut berikomentar dunk... atau  atau ikuti dimana ben's pergi)

Kamis, 24 November 2011

MENGATASI KECEWA

Agus Purwanto
Kali ini Ben's P.  ingin menyajikan tip untuk mengatasi kekecewaan. Alasan Ben's P. menulis ini karena banyak permintaan menyangkut ke'galau'an yang sekarang lagi marak melanda kalangan muda. mudah-mudahan penampilan Ben's yang agak beda masih bisa menjadi teman yang selalu senangi.

Rasa kecewa kadang hadir dalam kehidupan kita. Saat kita menjumpai kegagalan hati terasa pedih, seolah harapan semakin menjauh. Saat keinginan dan idaman tidak sesuai yang kita pikirkan, apa lagi si dia yang selalu menghiasi dalam nuansa hidup sudah mulai enggan menjumpai atau bahkan mulai menyusun langkah seribu untuk berlari meninggalkan kita. Semuanya ini bagian dari kekecewaan yang pernah ada pada diri anak manusia.

Banyak hal yang bisa dilakukan dalam mengatasi rasa kecewa. Ini hanya sebagian yang bisa dilakukan, dan saya percaya ini mungkin bisa membantu untuk mengatasi rasa kecewa.
Pertama
Lupakan masa-masa yang tdk menyenangkan. Isi dengan kegiatan yang positif dan menyenagkan, misalnya berkumpul dengan teman-teman dekat dengan melakukan aktifitas olahraga bersama misalnya. Boleh juga kamu  beserta teman mengadakan acara rujakkan, atau manggang ikan di tempat yang lebih menyenagkan.
Kedua
Janagn biasakan menyendiri. Selalu menyendiri merupakan kegiatan yang kurang membangun. Lebih baik kamu membaur dengan keluarga dekat dan jalin komunikasi lebih akrab dengan keluarga atau teman dekat nampaknya akan memberikan anda kesempatan mengembangkan kasih sayang. Disamping perhatian dari orang-orang terdekat akan menambah rasa nyaman. (besok dilanjut... sudah ngantuk nich)

Kamis, 18 Agustus 2011

OBJEK STUDI GEOGRAFI

Agus Purwanto

Kajian yang dibahas dalam Ojek Geografi meliputi:


1.
Permukaan bumi dan segenap proses yang berlangsung di atasnya
2
Pengorganisasian wilayah di muka bumi, daratan, perairan maupun udara
3
Tafsiran bentang alamdan betang sosial, termasuk budaya, perkotaan dan pedesaan
4
Hubungan manusia dengan lingkungan yang berbeda-beda, baik yang merupakan hasil budaya maupun teknologi
5
Interaksi manusia dengan proses-proses yang ada di muka bumi, yang prinsipnya merupakan pendekatan geografi.


Objek kajian tersebut terbagi menjadi dua


1
Objek Material
Meliputi letak dan gejala atau fenomena yang terdapat di geosfer. Objek material meliputi


a.       Litosfer, merupakan lapisan luar bumi
b.      Atmosfer, lapisan udara
c.       Hidrosfer,  lapisan air yang terdapat di lautan, sungai, danau, dan air tanah
d.      Biosfer, lapisan tempat hidup meliputi atas hewan, tumbuhan, dan manusia sebagai komunitas dan bukan indifidu
e.      Pedosfer, lapisan tanah









2
Objek Formal
Objek formal, merupakan cara panang dan cara berpikir terhadap objek material dari sudut pandang geografi daru segi keruangan, kelingkungan, kompleks wilayah dan waktu.
Meliputi letak dan gejala atau fenomena yang terdapat di geosfer. Objek material meliputi


a.
Sudut Pandang Keruangan
Merupakan sudut pandang ditinjau dari segi nilai suatu tempat dari berbagai kepentingan , dengan demikian kita mampu melajari tentang letak, jarak, keterjangkauan (aksesibilitas),dsb.


b.
Sudut Pandang Kelingkungan
Diterapkan dengan cara mempelajari suatu tempat dalam kaitanya dengan keadaan suatu tempat beserta komponen-komponen di dalamnya pada satu kesatuan. Komponen tersebut meliputi komponen abiotik dan komponen biotic.


c.
Sudut Pandang Kewilayahan
Mempelajari kesamaan dan perbedaaan antar wilayah dengan cirri-ciri khas. Melalui sudut pandang ini maka dikenal perwilayahan ; seperti kawasan gurun yang memiliki ciri2 serupa dalam komponen atmosfer.


d.
Sudut Pandang Waktu
Mempelajari dari segi perkembangan  dari period eke periode waktu atau perkembangan dan perubahan dari waktu ke waktu. Contoh perkembangan atau perubahan wilayah dari tahun ke tahun, perubahan garis pantai dari waktu kewaktu.

Fungsi Mempelajari  Geografi

1.
Mengembangkan pengetahuan tentang pola-pola keruangan dan proses yang berkaitan

2.
Mengembangkan Ketrampilan dasar Geografi dalam memperoleh  informasi, mengkomunikasikan, dan menerapkan pengetahuan geografi

3.
Menumbuhkan sikap, kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan hidup dan sumber daya, serta toleransi terhadap keragaman sosial budaya masyarakat


Tujuan belajar Geografi


1.
Pengetahuan
a.        Mengembangkan konsep dasar geografi  yang berkaitan dengan pola-pola keruanga dan proses-proses,
b.       Mengembangkan konsep dasar geografi  yang berhubungan dengan lingkungan  sekitar dan wilayah Negara atau dunia
c.        Mengembangkan sumber daya alam , peluang, dan keterbatasannya untu dimanfaatkan.
Ketrampilan
a.       Mengembangkan ketrampilan analisis, sintesis, kescenderungan, dan hasil-hasil dari interaksi berbagai gejala geografi
b.      Mengembangkan ketrampilan mengumpulkan dan mencatat informasi yang berkaitan dengan aspek-aspek keruangan
c.       Mengembangkan ketrampilan mengamati lingkungan fisik, lingkungan sosial, dan lingkungan binaan
Sikap
a.       Menumbuhkan kesadaran terhadap perubahan fenomena geografi yang terjadi di lingkungan sekitar
b.      Mewujudkan rasa cinta tanah air dan persatuan bangsa
c.       Mengembangkan sikap melindungi dan tanggungjawab terhadap kualitas lingkungan hidup
d.      Mengembangkan sikap toleransi terhadap perbedaan sosial budaya
e.      Mengembangkan kepekaan terhadap permasalahan dalam pemanfaatan sumber daya.







  

Senin, 15 Agustus 2011

PERKEMBANGAN SENI DI INDONESIA

Agus Purwanto

Seni Rupa Prasejarah Indonesia
Jaman prasejarah (Prehistory) sebagai tanda ketika manusia belum mengenal tulisan sehingga pada era ini belum ditemukan sumber – sumber atau dokumen–dokumen tertulis mengenai kehidupan manusia. Latar belakang kebudayaannya berasal dari kebudayaan Indonesia asli yang disebarkan oleh bangsa Melayu Tua dan Melayu Muda. Agama asli pada waktu itu animisme dan dinamisme yang melahirkan bentuk kesenian sebagai media upacara (bersifat simbolisme)
A.      Jaman prasejarah Indonesia terbagi atas: Jaman Batu dan Jaman Logam
1.                    Seni Rupa Jaman BatuJaman batu terbagi lagi menjadi: jaman batu tua (Palaeolithikum), jaman batu menengah (Mesolithikum), Jaman batu muda (Neolithikum), kemudian berkembang kesenian dari batu di jaman logam disebut jaman megalithikum (Batu Besar). Peninggalan – peninggalannya yaitu:
a.       Seni Bangunan. Manusia phaleolithikum belum meiliki tempat tinggal tetap, mereka hidup mengembara (nomaden) dan berburu atau mengumpulkan makanan (food gathering) tanda – tanda adanya karya seni rupa dimulai dari jaman Mesolithikum. Mereka sudah memiliki tempat tinggal di goa – goa. Seperti goa yang ditemukan di di Sulawesi Selatan dan Irian Jaya. Juga berupa rumah – rumah panggung di tepi pantai, dengan bukti – bukti seperti yang ditemukan di pantai Sumatera Timur berupa bukit – bukit kerang (Klokkenmodinger) sebagai sisa – sisa sampah dapur para nelayan. Selanjutnya jaman Neolithikum, manusia sudah bisa bercocok tanah dan berternak (food producting) serta bertempat tinggal tinggal di rumah – rumah kayu / bamboo. Pada jaman megalithikum banyak menghasilkan bangunan – bangunan dari batu yang berukuran besar untuk keperluan upacara agama, seperti punden, dolmen, sarkofaq, meja batu dll
b.      Seni Patung. Seni patung berkembang pada jaman Neolithikum, berupa patung – patung nenek moyang dan patung penolak bala, bergaya non realistis, terbuat dari kayu atau batu. Kemudian jaman megalithikum banyak ditemukan patung – patung berukuran besar bergaya statis monumental dan dinamis piktural
c.       Seni Lukis.Dari jaman Mesolithikum ditemukan lukisan – lukisan yang dibuat pada dinding gua seperti lukisan goa di Sulawesi Selatan dan Pantai Selatan Irian Jaya. Tujuan lukisan untuk keperluan magis dan ritual, seperti adegang perburuan binatang lambang nenek moyang dan cap jari. Kemudian pada jaman neolithikum dan megalithikum, lukisan diterapkan pada bangunan – bangunan dan benda – benda kerajinan sebagai hiasan ornamentik (motif geometris atau motif perlambang)

2.       Seni Rupa Jaman Logam. Jaman logam di Indonesia dikenal sebagai jaman perunggu, Karena banyak ditemukan benda – benda kerajinan dari bahan perunggu seperti ganderang, kapak, bejana, patung dan perhiasan, karya seni tersebut dibuat dengan teknik mengecor (mencetak) yang dikenal dengan 2 teknik mencetak:
a.       Bivalve, ialah teknik mengecor yang bisaa di ualng berulang
b.      Acire Perdue, ialah teknim mengecor yang hany satu kali pakai (tidak bisa diulang)

B.      Seni Rupa Indonesia Hindu
Kebudayaan Hindu berasal dari India yang menyebar di Indonesia sekitar abad pertama Masehi melalui kegiatan perdagangan, agama dan politik. Pusat perkembangannya di Jawa, Bali dan Sumatra yang kemudian bercampur (akulturasi) dengan kebudayaan asli Indonesia (kebudayaan istana dan feodal). Prose akulturasi kebudayan India dan Indonesia berlangsung secara bertahap dalam kurun waktu yang lama, yaitu dengan proses:
a.       Proses peniruan (imitasi)
b.      Proses Penyesuaian (adaptasi)
c.       Proses Penguasaan (kreasi)
1.       Ciri – Ciri Seni rupa Indonesia Hindu
a.       Bersifat feodal, yaitu kesenian berpusat di istana sebagai media pengabdian Raja (kultus Raja)
b.      Bersifat Sakral, yaitu kesenian sebagai media upacara agama.
c.       Bersifat Konvensional, yaitu kesenian yang bertolak pada suatu pedoman pada sumber hukum agama (Silfasastra)
d.      Hasil akulturasi kebudayaan India dengan Iindonesia
2.       Karya Seni Rupa Indonesia Hindu
A)     Seni Bangunan:
1.       Bangunan Candi. Candi berasala dari kata “Candika” yang berarti nama salah satu Dewa kematian (Dugra). Karenanya candi selalu dihubungkan dengan monumen untuk memuliakan Raja yang meninggal contohnya candi Kidal untuk memuliakan Raja Anusapati, selain itu candi pula berfungsi sebagai:
a.       Candi Stupa: didirikan sebagai lambang Budha, contoh candi Borobudur
b.      Candi Pintu Gerbang: didirikan sebagai gapura atau pintu masuk, contohnya candi Bajang Ratu
c.       Candi Balai Kambang / Tirta: didirikan didekat / ditengah kolam, contoh candi Belahan
d.      Candi Pertapaan: didirikan di lereng – lereng tempat Raja bertapa, contohnya candi Jalatunda
e.      Candi Vihara: didirikan untuk tempat para pendeta bersemedhi contohnya candi Sari
Struktur bangunan candi terdiri dari 3 bagian :
a.       Kaki candi adalah bagian dasar sekaligus membentuk denahnya (berbentuk segi empat, bujur sangkar atau segi 20)
b.      Tubuh candi. Terdapat kamar – kamar tempat arca atau patung
c.       Atap candi: berbentuk limasan, bermahkota stupa, lingga, ratna
Bangunan candi ada yang berdiri sendiri ada pula yang kelompok. Ada dua sistem dalam pengelompokan candi, yaitu:
a.       Sistem Konsentris (hasil pengaruh dari India) yaitu induk candi berada di tengah – tengah anak – anak candi, contohnya kelompok candi lorojongrang dan prambanan
b.      Sistem membelakangi (hasil kreasi asli Indonesia ) yaitu induk candi berada di belakang anak – anak candi, contohnya candi penataran
2.       Bangunan pura. Pura adalah bangunan tempat Dewa atau arwah leluhur yang banyak didirikan di Bali. Pura merupakan komplek bangunan yang disusun terdiri dari tiga halaman pengaruh dari candi penataran yaitu:
a.       Halaman depan terdapat balai pertemuan
b.      Halaman tengah terdapat balai saji
c.       Halaman belakang terdapat; meru, padmasana, dan rumah Dewa
Seluruh bangunan dikelilingi dinding keliling dengan pintu gerbangnya adayang berpintu / bertutup (kori agung) ada yang terbuka ( candi bentar)
Ø  Pura agung, didirikan di komplek istana
Ø  Pura gunung, didirikan di lereng gunung tempat bersemedhi
Ø  Pura subak, didirikan di daerah pesawahan
Ø  Pura laut, didirikan di tepi pantai

3.       Bangunan Puri. Puri adalah bangunan yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan pusat keagamaan. Bangunan – bangunan yang terdapat di komplek puri antara lain: Tempat kepala keluarga (Semanggen), tempat upacara meratakan gigi (Balain Munde) dsb

B)       Seni patung Hindu Budha
Patung dalam agama Hindu merupakan hasil perwujudan dari Raja dengan Dewa penitisnya. Orang Hindu percaya adanya Trimurti: Dewa Brahma Wisnu dan Siwa. Untuk membedakan mereka setiap patung diberi atribut keDewaan (laksana/ciri), misalnya patung Brahma laksananya berkepala empat, bertangan empat dan kendaraanhya (wahana) hangsa). Sedangkan pada patung wisnu laksananya adalah para mahkotanya terdapat bulan sabit, dan tengkorak, kendaraannya lembu, (nadi) dsb
Dalam agama Budha bisaa dipatungkan adalah sang Budha, Dhyani Budha, Dhyani Bodhidattwa dan Dewi Tara. Setiap patung Budha memiliki tanda – tanda kesucian, yaitu:
Ø  Rambut ikal dan berjenggot (ashnisha)
Ø  Diantara keningnya terdapat titik (urna)
Ø  Telinganya panjang (lamba-karnapasa)
Ø  Terdapat juga kerutan di leher
Ø  Memakai jubah sanghati

C)     Seni hias Hindu Budha
Bentuk bangunan candi sebenarnya hasil tiruan dari gunung Mahameru yang dianggap suci sebagai tempatnya para Dewa. Oleh sebab itu Candi selalu diberi hiasan sesuai dengan suasana alam pegunungan, yaitu dengan motif flora dan fauna serta mahluk ajaib. Bentuk hiasan candi dibedakan menjadi dua macam, yaitu:Hiasan Arsitektural ialah hiasan bersifat 3 dimensional yang membentuk struktur bangunan candi, contohnya:
Ø  Hiasan mahkota pada atap candi
Ø  Hisana menara sudut pada setiap candi
Ø  Hiasan motif kala (Banaspati) pada bagian atas pintu
Ø  Hiasan makara, simbar filaster,dll
Hiasan bidang ialah hiasan bersifat dua dimensional yang terdapat pada dinding / bidang candi, contohnya
Ø  Hiasan dengan cerita, candi Hindu ialah Mahabarata dan Ramayana: sedangkan pada candi Budha adalah Jataka, Lalitapistara
Ø  Hiasan flora dan fauna
Ø  Hiasan pola geometris
Ø  Hiasan makhluk khayangan